Hilang...
Hancur...
Tiada lagi...
Musnah sudah...
Seluruh daya tak ada...
Seluruh ilmu tak berguna...
Melihat hancurnya pelita dunia...
Tempat hidup sepanjang masa...
Kini tinggal kenangan semata...
Maafkan aku...
Yang tak peduli padamu...
Agaknya
puisi ini tepat dengan yang
telah terjadi sekarang ini. Banyaknya
bencana yang melanda, cobaan yang menerjang dan keadaan yang sangat rentan akan
masalah. Banyaknya bencana ini bukannya membuat kita membuka mata dan sadar. Namun malah membuat
kita tertidur dan merasa sudah terbiasa dengan bencana – bencana tersebut. Aneh
memang manusia zaman sekarang. Hanya bisa terdiam di dalam keadaan yang begitu
memprihatinkan. Sebenarnya, sekarang ini kita sedang ada di dalam keadaan yang
tidak aman lagi karena
ketidakteraturan masyarakat yang membuat dunia terasa pengap dan begitu sesak.
Bukan karena angka mortalitas yang tinggi atau karena banyaknya penduduk yang
ada di Indonesia, namun karena perilaku – perilaku masyarakat yang bahkan tidak
tahu tempat dan lupa akan segalanya. Anehnya,
masyarakat zaman sekarang jadi tambah pemalas. Terutama
masyarakat di Indonesia ini. Bayangkan saja, masyarakat zaman sekarang jika
memerlukan sesuatu hanya tinggal membeli
dan menikmatinya. Jika mereka kesulitan dan menginginkan sesuatu yang serba
praktis mereka hanya tinggal membeli barang
elektronik yang diinginkan lalu
didapatlah sudah yang ia inginkan. Misalnya,
ketika ia ingin udara di dalam rumahnya dingin sejuk, maka ia tinggal membeli
AC. Betapa mudahnya itu. Dari
hal yang mudah itu, bukannya bersyukur, namun malah berulah. Selain itu,
masyarakat zaman sekarang juga kebanyakan tidak pernah memikirkan dampak apa
yang akan terjadi akibat ulahnya.
Memang
benar, zaman sekarang ini adalah zaman yang sudah serba mudah dan praktis,
namun sungguh dibalik itu zaman ini juga merupakan zaman yang perlu ditanggapi
dengan kritis bukan hanya teoritis. Banyak sekali hal yang menurut kita
bermanfaat namun sebenarnya sangat merugikan. Tanpa kita sadari, hal tersebutlah yang
akan menjadi bumerang bagi kita. Kebanyakan orang hanya ingin menikmati
mudahnya menggunakan alat – alat modern yang sudah tersedia tanpa memikirkan
apa dampaknya jika mereka terlalu berlebihan menggunakan barang – barang
tersebut.
Sebenarnya, wajar mereka ingin
serba praktis seperti itu, namun jika mereka menggunakannya terlalu berlebih –
lebihan, maka akan lebih banyak madharatnya
dibandingkan dengan
manfaatnya. Sesuai
dengan sabda Rasul bahwa “Sesuatu yang
berlebih – lebihan itu tidak baik”. Maka dari itu akan lebih baik jika kita menggunakan
alat - alat tersebut seperlunya saja.
Nah, lalu apa hubungan alat - alat elektronik dengan
dampak perubahan iklim? Sebenarnya jawabannya simple saja, kebanyakan alat elektronik mengandung CFC yang kurang baik terhadap lapisan ozon. Dengan seringnya kita
menggunakan barang - barang tersebut, maka itu sama artinya dengan kita yang
ikut berkontribusi untuk berusaha memusnahkan bumi ini.
Lalu, apa hubungannya antara
lapisan ozon dengan musnahnya bumi ini? Secara tidak langsung menurut para ilmuwan, CFC - CFC
tersebut sedikit demi sedikit akan menggerogoti lapisan yang melindungi dan
menyerap sebagian cahaya sebelum diteruskan ke dalam bumi. Lapisan tersebutlah
lapisan ozon itu. Jika hal ini terus menerus terjadi, maka matilah kita. Oleh
sebab itu tidak aneh, jika kita akan sengsara akibat perbuatan ketidakpedulian
kita ini.
Selama
ini, manusia dengan nyamannya menggunakan berbagai macam fasilitas yang dengan
tidak mau tahu tentang dampaknya
terhadap lingkungan. Padahal sebenarnya kita hidup saling ketergantungan. Jika
kita hidup hanya mau menang sendiri,
lantas
jika kita kesulitan siapa yang akan
membantu
kita? Sikap manusia yang serakah dan tidak pernah puas ini agaknya perlu
diperbaiki. Namun bagaimana? Itu sudah menjadi sifat dasar manusia.
Sebenarnya
dibalik semua bencana yang kita alami,
sebagian merupakan proses alami dari lingkungan namun
banyak pula yang merupakan hasil dari kerja keras kita selama ini. Maksudnya
apa? Manusia selama ini telah berusaha dalam mencari berbagai macam alat - alat
elektronik yang praktis dan tinggal pakai. Manusia memang pintar, Allah
menakdirkan seperti itu. Namun kepintaran itu kebanyakan disalah gunakan. Para
ilmuwan - ilmuwan hebat telah berhasil dalam menciptakan benda - benda baru
yang sangat berguna bagi kepentingan umat manusia. Akan tetapi mereka telah gagal
dalam menjaga dan mencintai alam sekitar. Mereka bisa membuat mobil yang dapat
mempermudah umat manusia untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat
lainnya. Namun mereka gagal untuk menjaga keutuhan lapisan ozon kita. Asap dari
mobil mengandung semacam gas yang dapat mengikis lapisan ozon kita sedikit demi
sedikit. “Sedikit demi sedikit” atau “perlahan tapi pasti” itu adalah suatu hal
yang sepertinya ringan, namun serius. Lapisan ozon bumi merupakan lapisan yang
menyerap panas terlebih dahulu sebelum melanjutkannya ke bumi. Biasanya lapisan
ini mengatur berapa kadar yang harus masuk ke bumi dan berapa yang dikeluarkan
kembali. Pada
kenyataanya sekarang lapisan
ozon kita telah menipis jadi panas matahari tidak sepenuhnya terserap dengan
baik dan kerja dari lapisan ozon ini tidak maksimal. Bayangkan, jika 1 buah
mobil dapat merusak beberapa molekul
lapisan ozon, maka bagaimana dengan beribu - ribu mobil yang digunakan di
seluruh dunia? Bagaimana
jika penggunaan mobil non stop siang
malam dan mengeluarkan zat – zat
yang
dapat merusak lapisan ozon? Tidakkah itu sebuah bencana?
Contoh
lain yaitu penggunaan lemari es yang berlebihan. Lemari es juga dapat mengikis
lapisan ozon. Lemari es mengandung CFC yang dapat merusak lapisan ozon kita.
Jangan pernah biarkan lemari es terbuka begitu saja karena itu berarti kita
membiarkan bencana datang pada hidup kita. Dengan terbukanya lemari es, CFC -
CFC tersebut akan keluar menuju atmosfer
lalu merusak lapisan ozon. Sungguh dramatis bukan? Ternyata selama ini hal -
hal kecil yang kita lakukan bisa menjadi bencana yang serius. Contoh lainnya
yaitu AC yang senantiasa berada menemani kehidupan kita di manapun kita berada. AC
sama seperti lemari es dan mobil, AC mengandung CFC yang tidak baik bagi ozon.
Ozon merupakan
gas beracun sehingga bila berada dekat permukaan tanah akan berbahaya bila
terhisap dan dapat merusak paru-paru.
Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi
karena ia melindunginya dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker, sedangkan
CFC adalah senyawa organik yang
mengandung karbon, klorin dan fluor
diproduksi sebagai volatil turunan
dari metana dan etana. Bila
dilepaskan ke atmosfer, zat yang mengandung klorin
ini akan dipecah oleh sinar matahari yang
menyebabkan klorin dapat bereaksi dan menghancurkan molekul-molekul ozon.
Setiap satu molekul CFC mampu menghancurkan hingga 100.000 molekul ozon. Oleh
karena itu, penggunaan CFC dalam aerosol dilarang di Amerika Serikat dan
negara-negara lain di dunia. Bahan-bahan kimia lain seperti bromin halokarbon, dan juga nitrogen oksida dari pupuk,
juga dapat menyerang lapisan ozon. Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer
bagian atas diperkirakan menjadi penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada
manusia, merusak tanaman pangan tertentu, memengaruhi plankton yang
akan berakibat pada rantai makanan di
laut, dan meningkatnya karbondioksida akibat berkurangnya tanaman dan plankton.
Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu terjadinya
kabut campur asap yang berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan.
Itu baru dampak dari menipisnya ozon
secara formal. Ada pula dampak yang tidak terlihat secara langsung namun dapat
kita rasakan bersama. Akhir - akhir ini, volume air di laut naik. Mengapa?
Adakah hubungannya dengan perubahan iklim? Tentu saja ada. Dengan menipisnya
lapisan ozon, maka otomatis sinar ultra violet akan dengan mudah masuk ke dalam
bumi tanpa melaui penyaringan sehingga iklim
kita akan jadi lebih panas dari sebelumnya. Menurut University Sekolah Teknik
dan Sains Terapan yang melaporkan temuan mereka, bahwa
lubang ozon yang terletak di atas Kutub Selatan, telah memengaruhi sirkulasi
seluruh belahan bumi selatan sampai ke khatulistiwa. Sementara pekerjaan
sebelumnya telah menunjukkan bahwa lubang ozon berubah aliran atmosfer di
lintang tinggi, kertas Engineering Columbia baru menunjukkan bahwa lubang ozon
dapat memengaruhi sirkulasi tropis dan curah hujan meningkat pada lintang
rendah di belahan bumi selatan. Ini adalah pertama kalinya bahwa penipisan
ozon, fenomena atmosfer di atas yang terbatas
pada daerah kutub telah dikaitkan dengan perubahan iklim dari Kutub ke
khatulistiwa. Itu berarti menipisnya lapisan ozon sudah berpengaruh pada iklim
tropis di khatulistiwa termasuk di Indonesia.
Pengaruh dari iklim tersebut jelas
berdampak pada kehidupan kita. Terutama di bidang perumahan dan permukiman
kita. Secara tidak sadar, perubahan iklim dapat mengganggu habitat hewan.
Sebagai contoh, keberadaan pesut pada tahun 1975
memiliki 1000 ekor populasi dan sampai saat ini diperkirakan jumlah pesut
tinggal 50 ekor di Sungai Mahakam. Pesut yang jumlahnya semakin sedikit
diperkirakan ada hubungannya dengan perubahan iklim yang dapat mengganggu
habitat pesut tersebut. Saat ini pesut
telah dilindungi undang-undang
melalui Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999 tentang pengawetan tumbuhan dan
satwa liar. Dengan terganggunya habitat hewan tersebut, maka rantai makanan di
ekosistem tersebut pun akan terganggu. Jika kita
teliti, rantai makanan hewan tumbuhan dan manusia selalu berkaitan.
Bagaimanapun juga, tidak dapat dipungkiri bahwa jika salah satu komponen rantai
makanan hilang, maka rantai makanan tersebut akan terganggu dan jadi tidak
seimbang. Begitu pula dengan makhluk hidup di sekitar permukiman
kita. Jika perubahan iklim ini dapat menyebabkan kanker pada manusia, maka
tidaklah aneh jika perubahan ini juga dapat menyebabkan kerugian pada hewan dan
tumbuhan di sekitar kita. Maka dari itu, jika makhluk
hidup di sekitar kita terganggu, ekosistem di daerah permukiman
kita pun akan ikut terganggu. Selain itu, perubahan iklim ini khususnya dalam
panas terik matahari dapat membuat tanah kering, sehingga
yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana dengan hewan yang hidup di dalamnya?
Akankah bisa bertahan? Bagaimana jika tidak bertahan? Bukankah akan merugikan juga untuk
manusia?
Selain itu dengan bertambah panasnya
bumi, maka es di kutub utara dan selatan akan mencair dengan mudahnya yang
mengakibatkan volume laut bertambah dan beberapa pulau di sekitarnya tenggelam.
Jika hal ini dibiarkan secara terus - menerus maka tidak salah lagi, kelak bumi
kita akan tenggelam oleh lautan tanpa pulau. Inginkah kita akan hal itu?
Sesungguhnya tidak, namun dengan sikap kita yang tidak mudah puas selalu
membuat kita ingin menghasilkan alat - alat baru yang lebih praktis dan mudah
digunakan yang lagi - lagi dibuat tanpa melihat dampaknya pada keadaan sekitar.
Kita menjadi manusia terlalu sombong akan kemampuan kita. Seharusnya kita
sadar, apa tugas kita diutus ke bumi. Apa tujuan kita di turunkan ke bumi.
Tidak lain dan tidak bukan adalah hanya untuk menjaga dan memelihara amanah yang
telah dipercayakan Allah kepada kita. Namun apa yang kita lakukan? Kita malah
menghancurkannya dan bahkan tidak ingat sama sekali bahwa ilmu yang kita miliki
berasal dari Dzat yang Maha Tahu dan Dzat di atas
segala Dzat. Seharusnya berkembangnya ilmu pengetahuan beriringan dengan
kecintaan kita terhadap alam pemberian-Nya.
Dengan alam pemberian-Nya, kita dapat
hidup dengan nyaman. Seharusnya kita bersyukur bukannya melalaikan tugas kita
tersebut.
Agaknya manusia seperti kita ini
pantas disebut sebagai “kacang lupa kulitnya”.
Dengan sikap kita yang secara terus menerus mendzalimi, banyak
makhluk hidup dan alam sekitar yang sengsara. Kita seakan
lupa pada tempat di mana kita lahir, di mana
kita tumbuh dewasa dan tempat di mana
kita bisa menciptakan berbagai alat dan prestasi yang mengagumkan. Bumi. Ya. Di Bumi. Selama ini kita hidup di bumi
Allah. Di tempat yang disediakan oleh-Nya maka
sungguh tidak tahu diri jika kita malah berusaha untuk merusaknya. Mungkin
manusia tidak sengaja dan tidak mengetahui dengan dampak ini awalnya, namun
tolong sebelum memublikasikan sesuatu, teliti terlebih dahulu perbandingkan
antara manfaat dan madharatnya. Jika
memang manfaatnya lebih banyak, maka publikasikanlah. Namun jika tidak, biarlah
Allah memberi kita yang lebih baik. Jika sudah terlanjur dipublikasikan, gunakan seperlunya!
Nah sekarang, di zaman yang sudah
bobrok ini, sudah banyak perilaku yang
tidak mencintai
lingkungan, penyelewengan
undang - undang lingkungan, dan banyak orang
egois yang tidak peduli lagi terhadap lingkungan. Lalu apa
yang harus kita lakukan? Satu - satunya cara yaitu hanya dengan mencoba
menaggulangi dampak dari bencana bertahap tersebut. Banyak cara yang dapat di
lakukan, contohnya seperti berikut.
1. Pengurangan
penggunaan barang - barang yang dapat merusak lapisan ozon. Seperti
mobil, lemari es, AC dan sebagainya. Setidaknya kita masih bisa menggantikan
naik mobil dengan bersepeda, penggantian AC dengan kipas angin, dan sebagainya.
Hal ini setidaknya dapat mengurangi dampak dari pemanasan global.
2. Selain
itu kita dianjurkan untuk tetap menanam tanaman (go green) di sekitar rumah. Dalam hal ini
sebaiknya pemerintah lebih jauh menegakkan
hukum untuk tidak ada lagi yang menebang pohon
sembarangan dan diadakannya penanaman pohon yang lebih banyak. Minimal lima pohon
per rumah sehingga
penyerapan karbon dioksida lebih cepat.
3. Jangan
lupa juga untuk mematikan segala macam listrik jika tidak dipakai. Hal ini
dapat membantu mengurangi perubahan iklim.
4. Bisa
juga dengan di setiap desa, diadakannya 2
macam tong sampah. Yang satu untuk
organik agar bisa digunakan untuk pupuk kompos. Satu lagi
merupakan anorganik agar tidak merusak struktur tanah, maka alangkah baiknya
jika sampah anorganik ini dijadikan suatu karya sehingga
banyak manfaat yang muncul.
5. Kita
juga bisa ikut bergabung dalam kelompok - kelompok pencinta
lingkungan dan melakukan banyak aksi pertolongan lingkungan. Asik, bukan?
6. Adakan
penyuluhan tentang pelestarian lingkungan hidup ke berbagai tempat.
7. Jangan
sering menggunakan plastik. Sayangilah bumi dan segala isinya.
8. Gunakan
lampu hemat energi.
9. Jangan
biarkan lemari es terbuka begitu saja. Selain mubazir, itu juga dapat merusak ozon. Ingat
!! Ozon perlu kita sayangi.
10. Biasakanlah
membuang
sampah pada tempatnya sehingga akan
memudahkan warga untuk membiasakan diri mencintai alam.
11. Cintailah
bumi maka bumi akan mencintaimu.
Alam
ini sangatlah sayang jika dihancurkan begitu saja. Terlalu banyak manfaat yang
akan hilang jika kita memusnahkannya.
“Tidakkah kau kelu
Jika kelak melihat anak cucumu menangis
tersedu karena malu
Malu akan sikap nenek moyangnya yang
menyia-nyiakan kekayaan alam
Dan malah menghancurkannya”
Al Qur’an
memerintahkan manusia untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya.
Jangankan manusia biasa. Rasulullah pun diperintahkan untuk senantiasa berusaha
dan berdoa agar ditambahkan ilmunya. Seperti sabda Rasul :
“Dua keinginan
yang takkan pernah puas, keinginan menuntut ilmu dan keinginan menuntut harta”
Hal ini dapat menjadi pemicu manusia
untuk terus mengembangkan teknologi dengan memanfaatkan anugerah Allah yang
dilimpahkan padanya. Hanya saja, itu jika manusia
dapat berusaha mengarahkan diri agar
tidak mengikuti hawa nafsunya untuk mengumpulkan
harta dan ilmu teknologi yang bersifat membahayakan dirinya. Sebagaimana Al -
Qur’an menegaskan :
“Sesungguhnya
perumpamaan kehidupan duniawi itu adalah seperti (hujan) yang Kami turunkan
dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya-karena air itu-tanam - tanaman
bumi, diantaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah
sempurna keindahannya dan memakai (pula) perhiasan penghuni - penghuninya telah
menduga bahwa mereka mampu menguasainya(melakukan segala sesuatu), tiba - tiba
datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, maka Kami jadikan
(tanam - tanamannya) laksana tanaman - tanaman yang sudah disabit, seakan -
akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah kami menjelaskan tanda - tanda
kekuasaan (Kami) kepada orang -
orang yang berfikir” (QS Yunus [10] : 24).
Maka wahai umat
manusia, sebelum azab dan siksaan Allah turunkan kepada kita, marilah kita
menyayangi bumi kita ini. Marilah kita buat bumi ini menjadi lebih kokoh. Dengan
mencegah dampak negatif dari perubahan iklim yang drastis.
Ingat !!
Bertindaklah sebelum ditindak.
Dan belajarlah
mencintai maka Kau akan dicintai.
Terutama
mencintai bumi kita ini.
“CINTAILAH BUMI MAKA BUMI
AKAN MENCINTAIMU”
No comments:
Post a Comment